Selasa, 03 Juli 2012

Papua-ku kembali Bergejolak

 
Insiden Penembakan Misterius (Petrus) tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan catatan KontraS, tahun 2011 terjadi 13 peristiwa, satu peristiwa terjadi tahun 2010 dan 12 peristiwa tahun 2009. Pada tahun 2012, terhitung dari Januari sampai 11 Juni 2012, telah terjadi 17 peristiwa penembakan yang mengakibatkan setidaknya 7 warga sipil, satu jurnalis meninggal dan 10 orang mengalami luka kritis, termasuk warga negara Jerman, Dietman Pieper. [1]
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai memastikan tindakan kekacauan di Papua secara objektif dinilai sebagai aksi teror. Meski demikian, ia menegaskan teror tersebut tak terkait dengan terorisme internasional seperti yang dihadapi dunia saat ini. Dikatakan Ansyaad, teror di Papua tidak bisa digeneralisasi, karena berbeda alasan di  antar-daerah. [2]
Mengingat Papua, bumi yang kaya sumber daya alam, sementara sumber daya manusia masih di bawah rata-rata. Kemiskinan dan keterbelakangan kerap menerpa penduduk Papua. Terutama penduduk asli di Papua. Maka jelas sistem demokrasi yang selama ini didengungkan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat tidak berlaku.
Isu Papua merupakan isu yang mendunia. Peristiwa pelanggaran HAM yang dilakukan anggota TNI, kerusuhan pekerja PT Freeport, peperangan antar suku, bahkan sentimen agama sering mewarnai Papua. Tak ayal perhatian dunia tertuju kepada Papua. Isu tersebut sengaja dipelihara yang sewaktu-waktu digunakan untuk menghantam ketidakadilan pemerintah Indonesia. Seharusnya pemerintah Indonesia juga berkaca pada semua pertiwa yang terjadi.
Internasionalisasi isu Papua bahkan sudah lama terjadi. Baru-baru ini isu Papua merdeka dijadikan pidato calon Perdana Mentri Papua New Guinea (PNG) yaitu Powes Parkop. Ketika Pidato, Powes berjanji akan mendukung perjuangan Free West Papua. Bahwa dalam kampanye untuk pemilihan Perdana Mentri di PNG tahun 2012 nanti, ia akan lebih berfokus pada masalah-masalah yang dihadapi bangsa Melanesia (termasuk di Papua Barat). Ia meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung semua perjuangan OPM yang ada di seluruh kepulauan Pasific.[3] Powes juga hadir di Canberra, Australia 28 Pebruari 2012 dalam acara peluncuran Kaukus Parlemen se-Asia Pasifik (IPWP) untuk mendukung gerakan separatis Papua.
Jika diamati secara mendalam maka ada beberapa poin penting terkait upaya disintegrasi Papua dari Indonesia. Setidaknya ada beberapa hal penting. Pertama, runtutan sejarah Papua. Kedua, tokoh, organisasi dalam negeri maupun luar negeri yang mendukung disintegrasi. Ketiga, motif ekonomi-politik. Keempat, sentimen keagamaan.

[1] Laporan Kontras Pemantauan Penembakan Misterius Januari-Juni 2012.
[2] www.sinarharapan.com
[3] www.melanesianews.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
;