Sabtu, 23 Juni 2012

Sekolah di Bali Larang Siswanya Pakai Jilbab


REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR (2012/06/23)-- Larangan penggunaan jilbab pada sejumlah sekolah negeri di Bali menuai protes dari aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) di Pulau Dewata.
Dalam diskusi tentang penggunaan jilbab di sekolah, di Denpasar, Sabtu (23/6), Ketua Pengurus Wilayah (PW) PII Bali, Angga Abimanyu, mengatakan, pihak sekolah hendaknya menjamin kebebasan para siswanya melaksanakan ajaran agama mereka. "Kalau jilbab dilarang, sama saja dengan melarang siswa menjalankan ajaran agamanya," kata Angga.
----------------------------------------------------------
Kalau benar Indonesia ini Negara demokratis, seharusnya hal  ini tidak terjadi. Minoritas yang menjadi mayoritas di daerah tertentu memaksakan aturannya pada siapapun, tanpa memandang agama, dan keyakinan penduduknya. Jikalau Hak Asasi Manusia dalam berprilaku di Bali sangat dihargai untuk berpakaian minimalis, meminum minuman keras, berzina dan berekspresi apapun. Maka apalah sulitnya memberikan hak bagi umat Islam yang disana untuk sekedar berjilbab, mendapatkan makanan yang halal dan terbebas dari babi. Janganlah seperti Eropa, Perancis atau Negara Barat lainnya yang mengatakan sebagai Negara demokratis yang sangat menghargai hak orang lain, baik dalam berekpresi, berprilaku, dan beragama. Namun pada faktanya seringkali hak bagi umat islam disana hanya sekedar jargon. Sholat dipersulit, berkerudung di denda, mendirikan masjid apalagi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;